Kamis, 08 Desember 2016

Pantai pasir putih Mingar Menjadi obyek wisata


Mendengar  nama  Mingar tentu orang teringat akan sebuah desa kecil yang ada di wilayah bagian selatan Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Lembata pada umumnya sudah tahu  akan pesona alam yakni hamparan pasir putih  sepanjang pantai yang begitu indah.  

Pada suatu kesempatan kami mendatangi tempat ini dalam rangka monitoring data pendidikan guru dan murid pada tingkat sekolah menengah yakni SMP Satap Pasir Putih.  Sebelum  melakukan pendataan,  kami meluangkan waktu sejenak  dan melihat-lihat di sekitar,  kebetulan  sekolahnya tak jauh dari bibir pantai.  Kesempatan inipun tak kami sia-siakan setelah menempuh perjalan kurang lebih dua jam lamanya.  



Pada akhirnya segala kelelahan akibat  ruas jalan yang berlobang dapat terobati setelah melihat hamparan pasir putih yang begitu indah.
Tampak dari kejauhan terlihat seorang anak kecil memegang sebatang dahan kelapa,  ibarat  sebuah papan selancar yang akan digunakan  untuk melawan gelombang yang menghampirinya.  Tidak ada rasa takut  apa yang akan terjadi nanti karena,  ombaknya  begitu besar ini cuma dapat dilakukan para profesional. 

Setelah dua puluh menit lamanya  kami berada di tempat ini dan menikmati  keindahan pasir putih,  kamipun melanjutkan tugas pendataan Guru dan murid pada  sekolah yang kami tujuh.
Penduduk setempat pada umumnya  sebagai petani dan nelayan seperti halnya masyarakat Lembata pada umumnya.   



Desa mingar jauh dari keramaian  kota, yang terdengar hanya bunyi gemuruh ombak laut sawu di se panjang pantai seolah-olah ingin membangunkan masyarakat yang lelap tertidur disepanjang pantai setelah seharian bekerja.  “ Masyarakat desa mingar pada umumnya sudah terbiasa untuk menghabiskan waktu malam bersama keluarga,  diatas hamparan pasir putih seakan-akan langit adalah rumahku, “ kata ibu Skolastika M Beraf,  salah seorang  staf pengajar guru Agama Katolik di sekolah itu.   Tak ketinggalan Benedikta Bota staf pengajar SDK Mingar yang turut hadir saat itu berkata, “ Dari nama sekolahnya saja SMP Satap pasir putih, ini untuk mengingatkan  anak-anak  didik agar selalu menjaga dan mencintai keindahan alam terutama pesisir pantai ini demi kebaikan anak cucu kita kelak.“
Untuk mencapai tempat ini dapat menggunakan kendaraan umum dengan biaya Rp. 20.000, jika menggunakan ojek maka biayanya Rp. 50.000-100.000 sesuai kesepakatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar